MANAJEMEN ENTERPRUINERSHIP
semuapun dapat membaca blog ini bagi yang ingin pintar berenterepriunership

12 CARA CEGAH KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Category: By .Gatot Manggala
  1. Atur jumlah karbohidrat dengan hati-hati

Terkena Diabetes bukan berarti Anda harus menghindari makan karbohidrat sama sekali. Karbohidrat memberikan energi bagi tubuh entah itu dari biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, sayuran segar dan buah-buahan. Dan Anda juga dapat makan buah meskipun itu rasanya manis. Ini tentang pola makan yang benar dengan pengaturan jumlah karbohidrat setiap kali makan. Seorang ahli diet tentu saja dapat membantu Anda dalam mengatur dan mempelajari seberapa banyak kalori dan nutrisi yang tepat bagi Anda.

Apa sih hubungan antara Diet dan Diabetes?

  1. Turunkan berat badan jika memang diperlukan

Menurunkan berat badan dengan perlahan dan mulai dari yang terkecil sekitar 4 – 6 kg dapat mengurangi risiko komplikasi dari diabetes. Hal ini sangat membantu menurunkan gula darah dan tekanan darah. Tentunya Anda juga akan memiliki lebih banyak energi. Tujuannya untuk membakar lebih banyak kalori yang Anda makan. Untuk memulai, cobalah mengurangi makanan dengan kadar lemak yang tinggi seperti keripik atau kentang goreng.

  1. Cukup Tidur


Tidur yang sangat sedikit dapat meningkatkan kadar glukosa darah Anda dan mendorong Anda untuk makan makanan dengan karbohidrat tinggi. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, meningkatkan risiko komplikasi seperti penyakit jantung dan ginjal. Jadi cobalah untuk tidur yang cukup sekitar tujuh atau delapan jam setiap malam. Jika Anda memiliki kesulitan untuk tidur, cobalah atasi dan konsultasi dengan ahlinya. Memperbaiki pola tidur Anda dapat menurunkan kadar gula darah Anda.

  1. Aktif berolahraga


Pilihlah jenis kegiatan yang Anda sukai – berjalan, menari, bersepeda, atau hanya berjalan di tempat saat Anda sedang di telepon misalnya. Lakukan setengah jam sehari; bahkan saat bekerja jika Anda perlu. Latihan dapat membantu Anda menurunkan risiko penyakit jantung, kolesterol, tekanan darah, dan menjaga berat badan. Olahraga juga dapat mengurangi stres dan tentu saja dapat membantu Anda mengurangi konsumsi obat diabetes.

  1. Pantau Gula darah Anda setiap hari

Memantau dengan benar-benar mengecek kadar glukosa darah anda, dapat membantu Anda menghindari komplikasi diabetes, seperti nyeri saraf, dan mencegahnya semakin bertambah buruk. Monitor kadar gula darah anada juga dapat membantu Anda melihat bagaimana makanan dan aktivitas dapat berpengaruh bagi kesehatan Anda. Dokter Anda dapat membantu Anda menetapkan target tingkat glukosa darah. Semakin dekat Anda dengan target, Anda tentu akan merasa semakin baik.

  1. Manajemen Stress

Bila Anda memiliki penyakit diabetes, stres dapat menyebabkan kadar glukosa darah Anda naik. Singkirkan sebisa mungkin apa pun yang menekankan fisik atau mental Anda. Teknik relaksasi seperti latihan pernapasan, yoga, dan meditasi dapat sangat efektif jika Anda memiliki diabetes tipe 2.

  1. Katakan tidak untuk Garam

Mengurangi garam dalam diet/makanan Anda. Ini dapat membantu menurunkan tekanan darah dan melindungi ginjal. Tidak ada rasa asin dalam makanan di piring Anda mungkin anda tidak merasa puas. Asal tahu saja, sebagian besar garam seperti dalam makanan Amerika berasal dari makanan olahan. Hindari makanan buatan dan makan makanan dari bahan-bahan segar sebisa mungkin. Gunakan bumbu dan rempah-rempah untuk menggantikan garam bila Anda memasak.

Ketahui risiko dan gejala diabetes Mellitus Tipe 2 pada anak-anak

  1. Penyakit Jantung dan Diabetes

Penyakit jantung dapat menjadi komplikasi dari diabetes yang sangat serius. Awasi resiko terjadinya komplikasi penyakit jantung dengan sistem ABC:

A1C level (Kadar hemoglobin). Ini menunjukkan ukuran rata-rata kontrol gula darah selama 2-3 bulan. Anda mungkin perlu memeriksakan dua kali atau lebih dalam setahun. Coba konsultasikan dengan dokter Anda tentang pengaturan dan tujuannya.

Blood pressure (Tekanan darah). Targetnya di bawah 130/80 mm Hg.

Cholesterol (Kolesterol). Targetnya kadar LDL di bawah 100 mg/dl; HDL di atas 40 mg/dl, dan trigliserida di bawah 150 mg/dl.

  1. Perawatan luka, pembengkakan dan lebam

Diabetes meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat penyembuhan, jadi obati dan rawat luka dan goresan dengan cepat. Bersihkan luka benar, gunakan krim antibiotik dan perban steril. Konsultasikan kepada Dokter Anda jika luka tidak membaik dalam beberapa hari. Periksa kaki setiap hari untuk lecet, luka-luka, kemerahan, atau bengkak. Membuat kaki menjadi sedikit lembab mencegah terjadinya retakan pada kaki.

  1. Berhentilah dari kebiasaan merokok

Menurut penelitian, berhenti merokok dengan tiba-tiba dapat juga berpangaruh pada resiko terjadinya diabetes. Jadi lakukankan dengan perlahan untuk berhenti merokok. Orang dengan diabetes yang merokok tiga kali lebih mungkin cepat meninggal karena penyakit jantung daripada mereka yang tidak. Berhenti merokok membantu jantung dan paru-paru Anda. Ini menurunkan tekanan darah dan risiko stroke, serangan jantung, kerusakan saraf, dan penyakit ginjal. Tanyakan kepada dokter tentang bantuan untuk berhenti merokok.

  1. Makan makanan super, bukan supersize

Tidak makanan tunggal untuk diet diabetes. Tapi ada dasar-dasar diet yang perlu anda ketahui: Nikmati makanan super seperti buah beri, kentang manis, ikan yang kaya omega-3 fatty acids, sayur-sayuran dengan daun hijau tua. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Sebaliknya, pilihlan makanan dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda seperti minyak zaitun. Seorang ahli diet yang terdaftar dapat membantu mengatur jenis makanan yang cocok bagi Anda

Bagaimana cara menggunakan Insulin?

  1. Atur jadwal kunjungan dan konsultasi Anda ke dokter

Cobalah mengatur jadwal konsultasi dan kunjungi dokter Anda dua sampai empat kali dalam setahun. Jika Anda menggunakan insulin atau memerlukan bantuan untuk menyeimbangkan kadar gula darah Anda, Anda harus mengunjungi dokter sesering mungkin. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan mata juga diperlukan setahun sekali. Anda harus diskrining untuk mata, saraf, kerusakan ginjal, dan komplikasi lainnya. Kunjungi pula dokter gigi dua kali setahun. Dan pastikan untuk memberitahu semua penyedia layanan kesehatan bahwa Anda memiliki penyakit diabetes.

 


ACUTE SUBDURAL HEMATOMA

By .Gatot Manggala

Pengertian

Gambaran klasik hematoma epidural adalah kehilangan kesadaran sementara pada waktu trauma. Gangguan kesadaran ini membaik tanpa kelainan neurologik. Kemudian terjadi gangguan kesadaranyang kedua dengan didahului oleh nyeri kepala. Pada saat trauma, terjadi robekan dan perdarahan dari a. meningea media. Perdarahan kemudian berhenti oleh karena spasme pembuluh darah dan pembentukan gumpalan darah. Beberapa jam kemudian terjadi perdarahan ulang; penumpukan darah di ruang epidural_ini akan melepaskan duramater dari tulang tengkorak. Pada waktu nyeri kepala menghebat dan kesadaran menurun, telah terjadi kenaikan tekanan intrakranial yang kedua. Padasaat ini timbul gejala-gejala distorsi otak. Begitu kemampuan kompensasi ruang intrakranial habis, keadaan umum penderita dengan cepat menurun. Tampak pelebaran pupil ipsilateral (80%), oleh karena herniasi bagian mesial dari lobus temporalis menekan n. okulomotorius. (dr. Leksmono dkk)

- penurunan kesadaran bertambah.
- hemiparesis kontralateral (dapat juga ipsilateral).
- deserebrasi.
Bila keadaan berlanjut tanpa tindakan, timbul
- Pernapasan Cheyne Stokes.
- refleks pupil dan respon kalorik negatif.
- pernapasan paralitik, bradikardi dan akhirnya meninggal.
Trauma secara langsung akan menyebabkan cedera yang disebut lesi primer. Lesi primer ini dapat dijumpai pada kulit dan jaringan subkutan, tulang tengkorak, jaringan otak, saraf otak maupun pembuluh-pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak. Pada tulang tengkorak dapat terjadi fraktur linier (±70% dari fraktur tengkorak), fraktur impresi maupun perforasi. Penelitian pada lebih dari 500 penderita trauma kepala menunjukkan bahwa hanya ± 18% penderita yang mengalami fraktur tengkorak. 10 Fraktur tanpa kelainan neurologik, secara klinis tidak banyak berarti.
Perdarahan epidural biasanya terjadi karena robekan arteri/vena meningea media atau cabang-cabangnya oleh fraktur li-nier tengkorak di daerah temporal. Kumpulan darah di antara duramater dan tulang ini akan membesar dan menekan jaringan otak ke sisi yang berlawanan, herniasi unkus dan akhirnya terjadi kerusakan batang otak. Keadaan ini terdapat pada 1 - 3%penderita trauma kapitis dan dapat berakibat fatal bila tidakmendapat pertolongan dalam 24 jam. (dr.Leksmono,dkk)
Sebagai akibat perdarahan pada lapisan otak yang terdapat pada permukaan bagian dalam dari tengkorak. Hematoma epidural sebagai keadaan neurologis yang bersifat emergensi dan biasanya berhubungan dengan linear fracture yang memutuskan arteri yang lebih besar, sehinga menimbulkan perdarahan.Venous epidural hematoma berhubungan dengan robekan pembuluh vena dan berlangsung perlahan-lahan. Arterial hematoma terjadi pada middle meningeal artery yang terletak di bawah tulang temporal. Perdarahan masuk kedalam ruang epidural. Bila terjadi perdarahan arteri maka hematoma akan cepat terjadi.Gejalanya adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah.Klien diatas usia 65 tahun dengan peningkatan ICP berisiko lebih tinggi meninggal dibanding usia lebih mudah.

Etiologi
Penyebab hematoma epidural biasanya adalah trauma, walaupun perdarahan spontan juga diketahui terjadi. Ini bias terjadi akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh. Hematoma epidural umunya terjadi akibat hantaman pada sisi kepala dan seringkali diakibatkan oleh sebuah fraktur yang melewati saluran artetirial dalam tulang, paling umu pecahnya tulang temporal yang mengganggu arteti meningeal tengah, sebuah cabang carotid eksternal. Sehingga hanya 20 hingga 30% hematoma epidural yang terjadi di luar area tulang temporal.

Manifestasi Klinik
Gejala ditimbulkan oleh hematoma luas. Disebabkan oleh perluasan hematoma. Biasanya terlihat kehilangan kesadaran sebentar pada saat cedera, diikuti dengan pemulihan yang nyata secara perlahan-lahan (interval yang jelas). Ini harus dicatat walaupun interval nyata merupakan karakteristik dari hematoma epidural, hal ini tidak terjadi kira-kira 15% dari pasien dengan lesi tersebut. Selam interval tertentu, kompensasi terhadap hematoma luas terjadi melalui absorpsi cepat CSS dan penurunan folume intravaskuler, yang mempertahankan TIK normal. Ketika mekanisme ini tidak dapat mengompensasi lagi, bahkan peningkatan kecil sekalipun dalam volume bekuan darah menimbulkan peningkatan TIK nyata. Kemudian, sering tiba-tiba, tanda kompresi timbul (biasanya penyimpangan kesadaran dan tanda devisit neurologik fokal seperti dilatasi dan fiksasi pupil atau paralisis eksremitas), dan pasien menunjukan penurunan dengan cepat.

Penatalaksanaan
Setelah penatalaksanaan gawat darurat berdasarkan urutan Airway, Breahing, Circulation, dst, dilakukan operasi untuk mengeluarkan hematom tersebut. Secara beurutan antara lain :
1. Pemeriksaan fisik
Hal terpenting yang pertama kali dinilai ialah status fungsi vital dan status kesadaran pasien. Ini tiaras dilakukan sesegera mungkin bahkan mendahului anamnesis yang teliti.
a. Status fungsi vital
Seperti halnya dengan kasus kedaruratan lainnya, hal terpenting yang dinilai ialah :
o Jalan nafas ¬ airway dan pernafasan ¬ breathing, usahakan agar jalan nafas selalu bebas, bersihkan lendir dan darah yang dapat menghalangi aliran udara pemafasan. Bila perlu dipasang pipa naso/orofaringeal dan pemberian oksigen.
o Nadi dan tekanan darah ¬ cireulation, Infus dipasang terutama untuk membuka jalur intravena : gunakan cairan NaC1 0,9% atau Dextrose in saline.
b. Status kesadaran
Dewasa ini penilaian status kesadaran secara kualitatif, terutama pada kasus cedera kepala sudah mulai ditinggalkan karena subyektivitas pemeriksa; istilah apatik, somnolen, sopor, coma, sebaiknya dihindari atau disertai dengan penilaian kesadaran yang lebih obyektif, terutama dalam keadaan yang memerlukan penilaian/perbandingan secara ketat. Cara penilaian kesadaran yang luas digunakan ialah dengan Skala Koma Glasgow; cara ini sederhana tanpa memerlukan alat diagnostik sehingga dapat digunakan baik oleh dokter maupun perawat. Melalui cara ini pula, perkembangan/perubahan kesadaran dari waktu ke waktu dapat diikuti secara akurat.
c. Status Neurologik Lain
Selain status kesadaran di atas pemeriksaan neurologik pada kasus trauma kapitis terutama ditujukan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda fokal yang dapat menunjukkan adanya kelainan fokal, dalam hal ini perdarahan intrakranial.
Tanda fokal tersebut ialah : anisokori. presis/parahisis, refleks patologik sesisi.
d. Hal-hal Lain
Selain cedera kepala, harus diperhatikan adanya kemungkinan cedera di tempat lain; trauma thorax, trauma abdomen, fraktur iga atau tulang anggota gerak harus selalu dipikirkan dan dideteksi secepat mungkin.
2. Pemeriksaan Tambahan
Peranan foto Ro tengkorak banyak diperdebatkan manfaatnya, meskipun beberapa rumah sakit melakukannya secara rutin. Selain indikasi medik, foto Ro tengkorak dapat dilakukan atas dasar indikasi legal/hukum. Foto RĂ´ tengkorak biasa (AP dan Lateral) umumnya dilakukan pada keadaan : defisit neurologik fokal, liquorrhoe, dugaan trauma tembus/fraktur impresi. hematoma luas di daerah kepala. Pada keadaan tertentu diperlukan proyeksi khusus, seperti proyeksi tangensial pada dugaan fraktur impresi, proyeksi basis path dugaan fraktur basis dan proyeksi khusus lain pada dugaan fraktur tulang wajah. Perdarahan intrakranial dapat dideteksi melalui pemeriksaan arterografi karotis atau CT Sean kepala yang lebih disukai, karena prosedurnya lebih sederhana dan tidak invasif, dan hasilnya lebih akurat. Meskipun demikian pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan di setiap rumah sakit.
Selain indikasi tersebut di atas, CT Sean kepala dapat dilakukan pada keadaan : perburukan kesadaran, dugaan fraktur basis cranii, kejang.

3. Pengobatan
Beberapa cara dapat dicoba untuk mengurangi edema otak:
a. Hiperventilasi, bertujuan untuk menurunkan paO2 darah sehingga mencegah vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu suplai oksigen yang terjaga dapat membantu menekan metabolisme anaerob, sehingga dapat mengurangi kemungkinan asidosis. Bila dapat diperiksa, paO2 dipertahankan > 100 mmHg dan paCO2 di antara 25¬30 mmHg.
b. Cairan hiperosmoler, umumnya digunakan cairan Manitol 10¬-15% per infus untuk "menarik" air dari ruang intersel ke dalam ruang intravaskular untuk kemudian dikeluarkan melalui diuresis. Untuk memperoleh efek yang dikehendaki, manitol harus diberikan dalam dosis yang cukup dalam waktu singkat, umumnya diberikan : 0,5¬1 gram/kg BB dalam 10¬30 menit. Cara ini berguna pada kasus-kasus yang menunggu tindakan bedah. Pada kasus biasa, harus dipikirkan kemungkinan efek rebound; mungkin dapat dicoba diberikan kembali (diulang) setelah beberapa jam atau keesokan harinya.
c. Kortikosteroid, penggunaan kortikosteroid telah diperdebatkan manfaatnya sejak beberapa waktu yang lalu. Pendapat akhir-akhir ini cenderung menyatakan bahwa kortikosteroid tidak/kurang bermanfaat pada kasus cedera kepala. Penggunaannya berdasarkan pada asumsi bahwa obat ini menstabilkan sawar darah otak. Dosis parenteral yang pernah dicoba juga bervariasi : Dexametason pernah dicoba dengan dosis sampai 100 mg bolus yang diikuti dengan 4 dd 4 mg. Selain itu juga Metilprednisolon pernah digunakan dengan dosis 6 dd 1¬5 mg dan Triamsinolon dengan dosis 6 dd 10 mg.
d. Barbiturat, digunakan untuk mem"bius" pasien sehingga metabolisme otak dapat ditekan serendah mungkin, akibatnya kebutuhan oksigen juga akan menurun; karena kebutuhan yang rendah, otak relatif lebih terlindung dari kemungkinan kerusakan akibat hipoksi, walaupun suplai oksigen berkurang. Cara ini hanya dapat digunakan dengan pengawasan yang ketat.
e. Cara lain, pada 24-¬48 jam pertama, pemberian cairan dibatasi sampai 1500¬2000 ml/24 jam agar tidak memperberat edema jaringan. Ada laporan yang menyatakan bahwa posisi tidur dengan kepala (dan leher) yang diangkat 30° akan menurunkan tekanan intrakranial. Posisi tidur yang dianjurkan, terutama pada pasien yang berbaring lama, ialah : kepala dan leher diangkat 30°, sendi lutut diganjal, membentuk sudut 150°, telapak kaki diganjal, membentuk sudut 90° dengan tungkai bawah

Selain obat untuk mengurangi edema otak juga dikenal obat-obat neurotropik. Dewasa ini banyak obat yang dikatakan dapat membantu mengatasi kesulitan/gangguan metabolisme otak, termasuk pada keadaan koma.
a. Piritinol, merupakan senyawa mirip piridoksin (vitamin B6) yang dikatakan mengaktivasi metabolisme otak dan memperbaiki struktur serta fungsi membran sel. Pada fase akut diberikan dalam dosis 800-4000 mg/hari lewat infus. Tidak dianjurkan pemberian intravena karena sifatnya asam sehingga mengiritasi vena.
b. Piracetam, merupakan senyawa mirip GABA - suatu neurotransmitter penting di otak. Diberikan dalam dosis 4-12 gram/ hari intravena.\\
c. Citicholine, disebut sebagai koenzim pembentukan lecithin di otak. Lecithin sendiri diperlukan untuk sintesis membran sel dan neurotransmitter di dalam otak. Diberikan dalam dosis 100-500 mg/hari intravena.

4. Hal-hal lain
Perawatan luka dan pencegahan dekubitus harus mulai diperhatikan sejak dini; tidak jarang pasien trauma kepala juga menderita luka lecet/luka robek di bagian tubuh lainnya. Antibiotika diberikan bila terdapat luka terbuka yang luas, trauma tembus kepala, fraktur tengkorak yang antara lain dapat menyebabkan liquorrhoe. Luka lecet dan jahitan kulit hanya memerlukan perawatan lokal.
Hemostatik tidak digunakan secara rutin; pasien trauma kepala umumnya sehat dengan fungsi pembekuan normal. Perdarahan intrakranial tidak bisa diatasi hanya dengan hemostatik.
Antikonvulsan diberikan bila pasien mengalami kejang, atau pada trauma tembus kepala dan fraktur impresi; preparat parenteral yang ada ialah fenitoin, dapat diberikan dengan dosis awa1250 mg intravena dalam waktu 10 menit diikuti dengan 250-500 mg fenitoin per infus selama 4 jam. Setelah itu diberikan 3 dd 100 mg/hari per oral atau intravena. Diazepam 10 mg iv diberikan bila terjadi kejang. Phenobarbital tidak dianjurkan karena efek sampingnya berupa penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. (Dr. Budi Riyanto W.)



DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Budi W. 1992. Penatalaksanaan Fase akut Cedera Kepala, UPF Mental Organik, Rumah Saki' Jiwa Bogor, Bogor

copyright© www.medicastore.com 2004

sumber.http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/ckanak.htm

http://www.Heavy.com/
 


PERORGANISASIAN

By .Gatot Manggala

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman menuntut dinamisasi di segala bidang kehidupan. Begitu pula dalam bidang kesehatan, dimana tuntutan masyarakat sangat tinggi dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Pelayanan yang berkualitas didukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain sumber daya manusia, standart pelayanan termasuk standart praktek keperawatan, serta fasilitas yang mendukung. Diharapkan dari hal-hal tersebut tercapai kualitas yang tinggi dengan biaya seminimal mungkin.

Salah satu peran yang signifikan dalam peningkatan kualitas pelayanan adalah peran sebagai seorang kepala ruang. Kepala ruang memiliki fungsi strategis dalam mendorong peningkatan dan pengembangan sebuah bangsal rawat inap menuju progresifitas yang berkelanjutan. Pengelola pelayanan keperawatan misalnya kepala ruangan atau kepala rawat jaga, bertanggungjawab atas pelaksanaan asuhan keperawatan diunit kerjanya agar tercapai tujuan unit kerja tersebut yang merupakan bagian dari tujuan rumah sakit.

Kepala ruang memiliki peran sebagai low managerial disebuah rumah sakit. Kemampuan managerial seseorang tidak diukur dengan menggunakan kriteria kemampuan operasional, melainkan dengan menggunakan tolak ukur kemampuan dan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk bertindak. Hal ini termanifestasikan dalam fungsi manajerial kepala ruang yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengarahan dan pengendalian.

Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu menentukan strategi yang tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi organisator yang cekatan, motivator yang efektif, pengawas yang objektif dan rasional, penilai yang tidak berpengaruh oleh pertimbangan-pertimbangan yang subjektif dan emosional diamping keshalihan pribadi atau maknawai.

Motivasi dan kepuasan kerja perawat pelaksana sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan peran manajerial yang dimainkan oleh kepala ruang. Hal ini akan membawa implikasi di berbagai bidang salah satunya kualitas pelayanan. Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal saja. Tetapi diharapkan seorang pemimpin adalah populis dan mampu mengoptimalkan perannya sebagai seorang leader yang pada hakikatnya adalah seorang pelayan bagi masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan sebuah program di sebuah bangsal rawat inap, maka tidak akan pernah lepas dari adanya dukungan perawat pelaksana atau dukungan dari tenaga nonkeperawatan. Oleh karena itu dirasa penting untuk mengetahui bagaimanakah persepsi perawat pelaksana terhadap fungsi manajerial kepala ruang di sebuah ruang rawat inap sebagai upaya membentuk dukungan perawat pelaksana dalam pencapaian tujuan bersama di sebuah bangsal rawat inap.

  1. Tujuan
    1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui persepsi perawat pelaksana terhadap fungsi manajerial kepala ruang di ruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

    1. Tujuan Khusus

Mengetahui persepsi perawat pelaksana terhadap fungsi manajerial kepala ruang yang terdiri dari :

· Perencanaan

· Pengorganisasian

· Pengawassan

· Pengarahan

· Pengendalian

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Sedangkan perencanaan ketenagaan keperawatan adalah langkah-langkah menentukan tenaga sesuai ketentuan, proses yang sistematis berdasarkan alasan yang jelas untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar keperawatan.

Dalam perencanaan ketenagaan keperawatan diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan diberikan.
  2. Menetapkan kategori perawatan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan keperawatan.
  3. Memperkirakan jumlah setiap kategori personil yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan.
  4. Menerima dan menyaring personil untuk mengisi kebutuhan.
  5. Seleksi calon-calon yang ada.
  6. Mengatur perawat-perawat yang terpilih untuk diberi penugasan yang sesuai dengan unit dan shift.
  7. Memberikan tanggung jawab kepada perawat untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan uraian tugas.

Dalam perencanaan tenaga keperawatan perlu mengetahui beberapa hal sebagai berikut:

  1. Kategori Keperawatan Klien

1. Keperawatan mandiri (self care)

Bantuan yang minimal dalam tindakan keperawatan dan pengobatan, melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

2. Keperawatan parsial (partial/intermediate care)

Memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu.

3. Keperawatan total (total care)

Memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan dan pengobatan dan observasi yang ketat.

4. Keperawatan intensif (intensive care)

Memerlukan observasi dan tindakan terus-menerus (intensif)

Kategori ketergantungan

Self care

Partial care

Total care

Ambulasi dan pergerakan

Bangun dan turun dari tempat tidur

Satu orang membantu berjalan/turun dari tempat tidur

Satu orang atau lebih untuk pindah tempat

Makan dan minum

Klien dapat makan atau minum sendiri

Membutuhkan bantuan untuk menyuapkan makanan

Makan dengan IV terapi atau tube feeding

Mandi/kebersihan diri

Klien dapat mandi sendiri

Membutuhkan bantuan untuk mandi

Bantuan penuh untuk mandi/mandi di tempat tidur

Eliminasi

Tidak membutuhkan bantuan

Membutuhkan bantuan untuk ke toilet, mengambilkan bedpan/urinal

Inkontinensia, kateter.

  1. Jenis-jenis tindakan keperawatan

1. Keperawatan langsung

Perawatan yang diberikan berdasarkan tingkat ketergantungan. Menurut Menetti dan Hurchinsun (1975) pemberian keperawatan langusng untuk kategori self care adalah 2 jam, partial care 3 jam, total care 4 – 6 jam, dan intensif 8 jam.

2. Keperawatan tidak langsung

Meliputi menulis, membaca status, membuat rencana keperawatan, dan konsultasi dengan tim kesehatan lainnya.

Menurut RS Detroit lama perawatan tidak langsung adalah 38 menit sedangkan menurut Wolfe dan Young (1989) diperlukan waktu 60 menit/klien/hari. Lama perawatan tidak langsung ini perlu disesuaikan dengan rumah sakit masing-masing.

3. Penyuluhan kesehatan

Menurut Gillies (1989) diperlukan waktu 15 menit/klien/hari.

  1. Penentuan beban kerja

1. Jumlah klien yang dirawat per hari/bulan/tahun di unit tersebut

2. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien

3. Rata-rata hari rawat

4. Pengukuran keperawatan langsung, tidak langsung dan penyuluhan

5. Frekuensi tindakan keperawatan

6. Rata-rata waktu tindakan keperawatan.

  1. Ratio perawat

Menurut Abdullah dan Levine, dibutuhkan 55% perawat ahli/profesional dan 45% asisten perawatan. Untuk unit intensif diperlukan perbandingan perawat dengan klien 1 : 1.

Menurut Swansburg (1990), perbandingan tenaga perawat untuk shift pagi:sore:malam adalah 47%:35%:17%.

Untuk menghitung jumlah perawat yang diperlukan unit menggunakan formula yang dikembangkan oleh Gillies (1989):

Jumlah jam Rata-rata jumlah jumlah

keperawatan yang x klien per hari x hari/tahun

dibutuhkan klien/hari (sensus harian)

(Hari/tahun - Hari libur/tahun) x Jumlah jam kerja/hari

  1. Metode penugasan

Ada beberapa metode penugasan yaitu:

1. Metode fungsional

Sistem penugasan yang lama, dimana perawat betugas terhadap satu atau dua tindakan keperawatan untuk seluruh unit. Keuntungan dalam metode ini adalah dapat memunculkan perawat yang ahli dalam melakukan satu prasyarat dan tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit. Sedangakan. Sedangkan kerugian dalam metode ini yaitu perawat terpilah-pilah, tidak jelas, tidak profesional, kepuasaan klien kurang terpenuhi, banyak membuang wakatu, tidak ada tanggung jawab dan tanggung gugat.

2. Metode tim

Sistem penugasan dengan perawat profesional, pembantu perawat dan tenaga teknisi lainnya dalam satu tim untuk memberikan perawatan pada sekelompok klien. Dimana perawat untuk memberikan perawatan pada sekelompok klien. Dimana perawat profesional bertugas sebagai ketua tim yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan dan merencanakan asuhan keperawatan. Keuntungan dalam metode ini adalah pelayanan yang profesional, tanggung jawab dan tanggung gugat jelas, pelayanan tidak terkotak-kotak, kepuasan klien tinggi. Sedangkan kerugian metode ini yaitu tnaga harus mencukupi, perlu pelatihan teknik yang benar, perlu kemampuan yang baik dari ketua tim untuk menangani konflik yang muncul dalam tim.

3. Metode primer

Sistem penugasan pada perawat profisional yang memberikan pelayanan pada sekelompok klien dari datang sampai pulang. Metode ini dilakukan oleh seseorang perawat profesional yang memberikan asuhan keperawatan, mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan pelayanan serta memodifikasi tindakan sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan dalam metode ini adalah kepuasan klien sangat tinggi, kualitas pelayanan baik, tanggung jawab dan tanggung gugat jelas. Sedangkan kerugiannya yaitu perawat harus profesional, biaya tinggi, perawatan dan fasilitas harus mencukupi.

B. PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam proses manajemen yang meliputi usaha kerjasama dan koordinasi kegiatan dalam ruang perawatan. Pengorganisasian yang baik akan menghasilkan struktur dimana setiap perawat mengetahui tugasnya sehingga dapat mencegah terjadinya duplikasi kegiatan.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal diperlukan beberapa prinsip pengorganisasian, yaitu:

1. Pembagian kerja

Pembagian kerja ini harus jelas dan tepat sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kepala ruang perawatan perlu mengetahui tentang :

o Pendidikan dan pengalaman setiap perawat di ruangan tersebut

o Peran dan fungsi perawat yang ditetapkan di rumah sakit tersebut

o Mengetahui batas wewenang perawat dalam melaksanakan tugan dan tanggung jawab perawat.

Agar pembagian kerja ini tepat, maka dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:

§ Jumlah tugas yang dibebankan terbatas dan sesuai dengan kemampuan.

§ Tiap ruang perawatan memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis.

§ Setiap perawat memilliki perincian tugas yang jelas.

§ Penggolongan tugas didasarkan kepentingan, kesulitan dan waktu.

2. Pendelegasian tugas

Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pemimpin dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, dimana hal ini merupakan inti manajemen. Selain itu denangan mendelegasikan seorang pimpinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain, seperti perencanaan dan evaluasi. Dalam pendelegasian wewenang masalah yang terpenting adalah apakah tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dapat dilimpahkan kepada staf. Hal ini tergantung kepada:

a. Sifat kegiatan

b. Kemampuan staf

c. Hasil yang diharapkan

3. Koordinasi

Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di ruang perawatan. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain.

Manfaat koordinasi:

a. Menumbuhkan rasa saling membantu.

b. Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf.

Ada beberapa cara koordinasi antara lain komunikasi terbuka/dialog, pertemuan, pembakuan prosedur yang berlaku serta pelaporan dan pencatatan.

C. PENGARAHAN

1. Pengertian

Lutter Gullich dalam buku ”Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan” menyebutkan pengarahan adalah upaya pengambilan keputusan secara berkesinambungan dan terus-menerus yang terwujud dalam bentuk adanya perintah ataupun petunjuk guna dipakai sebagai pedoman dalam organisasi. Sedangkan Joseph L. Massie menuliskan bahwa upaya mewujudkan keputusan, rencana dan program dalam bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain menjelaskan bahwa pengarahan adalah memberikan bimbingan serta mengendalikan para pekerja dalam melakukan tugas guna mencapai tujuan yang telah disepakati. Selain itu pengarahan juga berarti rangkaian kegiatan atau proses menjaga, memelihara dan mengembangkan organisasi melalui kegiatan setiap personel, baik secara struktural maupun funsional, agar kegiatan-kegiatan tidak terlepas dari wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mewujudkan tugas pokok masing-masing (Monica, Elaine, 1998).

Dari batas yang seperti segera terlihat bahwa pekerjaan pengarahan pada dasarnya ditujukan kepada para karyawan. Tujuannya ialah untuk mencegah agar karyawan jangan sampai melakukan penyimpangan - penyimpangan yang tidak sesuai dengan rencana.

Langkah-Langkah Pengarahan yang Efektif

Menurut George R. Terry (Susilo Martoyo, 1988). Langkah-langkah yang penting memungkinkan tercapainya pengarahan yang efektif adalah:

1. Buatlah orang-orang dalam organisasi itu merasa penting dan mempunyai kepentingan.

2. Kenalilah perbedaan yang ada pada masing-masing individu.

3. Jadilah seorang pendengar yang baik.

4. Hindarilah perdebatan.

5. Ketahuilah sebaik-baiknya perasaan orang lain.

6. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membujuk.

7. Hindari dominasi.

8. Berikan kesempatan kepada kebanyakan orang untuk menginginkan sesuatu dalam organisasi dengan disertai kejelasan tentang hak dan manfaat yang akan diperoleh.

9. Ikut sertakan dalam proses manajemen.

10. Perintah atau instruksi hendaknya jelas dan selengkap mungkin.

Gunakan supervisi atau pengawasan untuk memantau hasil dari pengarahan.

2. Manfaat Pengarahan

Sebagai salah satu dari fungsi administrasi, pengarahan diupayakan agar berbagai keputusan yang ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Apabila pngarahan dapat dilakukan dengan baik, memang akan diperoleh beberapa manfaat, sebagai berikut:

1. Karyawan mendapatkan informasi yang tepat tentang segala sesuatu yang akan dijalani.

2. Karyawan akan terhindah dari kemungkinan berbuat salah dan dengan demikian tujuan akan lebih mudah tercapai.

3. Karyawan akan selalu berhadapan dengan proses belajar mengajar sehingga pengetahuan, ketrampilan dan keaktivitasan akan meningkat.

4. Karyawan akan berada dalam suasana yang menyenangkan yakni terciptanya hubungan pimpinan dan bawahan yang baik

3. Syarat Pengarahan

Untuk dapat melaksanakan pengarahan yang baik harus terpenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

a. Kesatuan perintah

b. Informasi yang lengkap

c. Hubungan langsung dengan karyawan

d. Suasana informal

4. Teknik Pengarahan

Beberapa macam teknik pengarahan manajer terhadap karyawannya antara lain:

a. Tehnik konsultasi

b. Tehnik demokrasi

c. Tehnik otokrasi

d. Tehnik bebas teratasi

Semua tehnik ini mengandung aspek positif dan aspek negatif tergantung penerapan. Studi leteratur menegaskan bahwa manusia dapat diarahkan dan dapat menerima kepemimpinan untuk berbagai alasan, diantaranya administrasi mereka, kekuasaan, penghasilan dan keamanan. Semangat dimana mereka berusaha mencapai tujuan dalam unit perawatan, bagian, pelayanan atau unit akan menuntut kemampuan kepemimpinan untuk berkreasi dalam lingkungan internal yang memberikan inspirasi kepada karyawan untuk bekekrja dalam tingkatan yang sesuai dengan kemampuan karyawan. Hal tersebut melekat dalam penerimaan posisi manajemen, dimana orang dapat mengembangkan dan menggunakan kemampuan kepemimpinan. Hal tersebut meliputi:

· Identifikasi kebutuhan pelatihan karyawan secara individual dan menetapkan program-program untuk memenuhi kebutuhan mereka.

· Menetapkan sistem kinerja untuk mengidentifikasi kompetensi karyawan dan penugasan serta promosi berdasarkan kompetensi.

· Mengembangkan kepercayaan dan pendelegasian tanggung jawab serta wewenang dalam pengambilan keputusan.

Adapun strategi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin/manajer perawatan sehingga dapat mendorong lingkungan kerja yang baik adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan tersebut menawarkan mata pencaharian yang sesuai

b. Terdapat identitas kelompok dan tujaun kelompok serta adanya keuntungan bekerjasama dengan yang lain

c. Lingkungan sekitarnya dan rekan kerja yang menyenangkan

d. Pekerjaan yang menarik

e. Pengakuan bahwa yang dikerjakan oleh karyawan sangat bernilai dan telah dikerjakan dengan baik

f. Adanya kesempatan untuk pencapaian tujuan dan tantangan

g. Keharmonisan antara tujuan organisasi dan tujuan individu kesempatan yang sama untuk merasa aman dan tenang.

Pimpinan perawat yang merupakan manajer keperawatan mempunyai bawahan dengan berbagai karakter, diharapkan mampu mengarahkan kelompok/karyawan agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan. Selain itu juga dituntut dapat berperilaku yang dapat diterima secara sosial, memberi gambaran kualitas personal yang dapat diteriama bawahan dan menunjukkan ketrampilan dalam memimpin, komunikasi dan tehnik komunikasi.

D. PENGAWASAN (CONTROLING)

1. Definisi

Controling adalah peraturan kegiatan untuk mengkoordinasikan perencanaan (Grohar Murray, Dicroce. 1997). Sedangkan menurut Aziz A (1996), pengawasan adalah melakukan penilaian dan koreksi terhadap setiap penampilan karyawan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan atau proses untuk mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

2. Manfaat

a. Tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaiannya dan selanjutnya pencapaian tersebut adalah dalam kualitas dan kuantitas tertinggi yang direncanakan.

b. Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak melebihi apa yang telah ditetapkan bahkan dapat ditekan sehingga meningkatkan efisiensi.

c. Pengawasan yang baik, akan dapat memacu karyawan berprestasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

3. Hal yang perlu diperhatikan agar pengawasan menjadi baik

a. Obyek pengawasan

Hal-hal yang harus diawasi dari suatu pelaksanaan rencana kerja.

b. Metoda pengawasan

Teknik atau cara melakukan pengawasan terhadap obyek pengawasan yang telah ditetapkan.

c. Proses pengawasan

Langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pengawasan tersebut dapat dilakukan.

4. Syarat mendapatkan hasil pengawasan yang baik

Untuk dapat melakukan serta mendapatkan hasil pengawasan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni:

a. Pengawasan harus bersifat khas.

Syarat pertama yang harus dipenuhi pada pengawasan adalah pengawasan tersebut harus bersifat khas (spesifik), artinya jelas sasaran dan tujuan yang ingin dicapai serta ditujukan hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja. Syarat yang seperti ini dikenal dengan prinsip “strategic point control”. Hal yang bersifat pokok tersebut banyak macamnya, termasuk misalnya hanya mengawasi penyimpangan-penyimpangan saja

b. Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan.

Pengawasan harus mampu melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi secara tepat, cepat, dan benar. Dalam pengawasan juga harus ada umpan balik yang dapat dimanfaatkan dengan segera.

c. Pengawasan harus flexibel dan berorientasi pada masa depan.

Fleksibel disini adalah harus tanggap terhadap segala perubahan yang terjadi. Pengawasan yang terlalu kaku tidak akan memberikan hasil yang optimal.

d. Pengawasan harus mencerminkan keadaan organisasi.

Pengawasan tersebut harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi, artinya bersifat ekonomis.

e. Pengawasan harus mudah dilaksanakan.

Kadang-kadang setiap satuan organisasi yang ada dalam organisasi dapat melaksanakan pengawasan secara mandiri. Dalam keadaan seperti ini memberikan kesempatan pengawasan tersebut kepada satuan organisasi yang dimaksud. Selanjutnya untuk menjamin kemudahan dalam pengawasan, berikanlah kesempatan pengawasan tersebut kepada atasan langsung dari bawahan.

f. Hasil pengawasan harus mudah dimengerti.

Pengawasan harus mudah dimengerti dan harus dapat dimanfaatkan untuk menyusun rekomendasi guna memperbaiki sesuatu yang dipandang tidak tepat.

5. Teknik controling

a. Komunikasi

Mengawasi dan komunikasi secara langsung dengan APN dalam memberikan asuhan keperawatan.

b. Supervisi

Melihat dan mengawasi proses askep yang dilaksanakan oleh APN dan melihat catatan yang dibuat selama proses keperawatan serta mendengar secara lisan tentang tugas yang telah dilakukan.

c. Evaluasi

- Evaluasi diri

Misalnya, perencanaan, pengamatan, pengawasan, dan pengorganisasian sudah memberikan konsep yang digunakan.

- Evaluasi APN

Misalnya, penampilan pelaksanan cukup memuaskan dan sesuai dengan tugas dan peralatan yang telah diberikan.

- Evaluasi hasil keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Azrul (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Bina Mipa Aksara.

Nursalam, Mnurs (2002), Managemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Swansburg, russel C (2000). Pengantar Kepemimpinan dan manajeman keperawatan; Alih Bahasa, Suharyati Samba ; Editor, Monica Ester. Jakarta : EGC

Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan. Ed. 2. Jakarta :PTRadj Grafindo Persada.